Selasa, 09 Mei 2017

PERSPEKTIF : Segan Boleh, Jangan Takut Lawan Keserakahan Pemimpin

PERSPEKTIF : Segan Boleh, Jangan Takut  Lawan Keserakahan Pemimpin oleh Santo Ali

Mengapa harus bertuhan pada kekuasaan?  selama kita mampu berkreatifas sendiri dengan kelebihan kecil atau sedikit yang kita miliki yang itu orang lain belum memilikinya dan mampu menjadi modal dalam terpaan hidup keseharian kita.

Kekuasaan bukan suatu hal yang mutlak yang harus di jadikan sesembahan kedua setelah Tuhan.  Kejelasan atau kebenaran itu itu sudah jelas dalam firman-Nya Sang Illahi Rabbi (Baca.  Qs. Al-Ikhlas)

Bukan berarti kita harus anti kekuasaan atau benci akan kekuasaan sebab dari kekuasaan itulah kita harus berkreasi bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang Bijak, Ikhlas, dan bertangggungjawab atas apa yang diamanahkan pada kita serta jujur dan Adil demi mencapai ridha Tuham Yang Maha Esa Allah SWT.

Manusia tak ada yang suci dan bebas dan kesalahan maupun dosa didunia ini , namun alangkah eleganya bila melalui tulisan ini kita berbagi Ilmu Pengetahuan.

Kekuasaan bukanlah landasan untuk kita menjadi angkuh, serakah, zolim dan tidak menghargai lagi sesama bagi mereka kaum tertindas (kaum mustadafin)

Satu hal yang unik dalam perspektif kekuasaan, kekuasaan diciptakan oleh Tuhan untuk mengatur segala aktivitas kita dalam hal kepemimpinan yang itu sesuai dengan nilai-nilai norma, etika dan moral yang diakui secara universality oleh kebanyakan orang dan para pemangku kekuasaan itu harus merakyat atau berpihak pada kaum bawah, untuk mencapai ridha dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT.

Tuhan adalah yang maha kuasa dan kekuasaan-Nyalah yang perlu kita Imani bersama bukan tuhan-tuhan kekuasaan yang sering menjelma wajah malaikat namun berhati iblis, ibarat seorang penjahat yang menyamar menjadi seorang so alim itu gampang.

Tarik ulur yang sering kita temui adalah banyaknya para penyembah berhala yang berdasi dan berselimt akan hak dan kekuasaannya yang sering dan mungkin terindikasi sering menghamba pada mereka, comtoh penguasa di kehidupan kita contoh mahasiswa mempertuhankan dosen karena selalu bergantung pada dosen tersebut kalau bukan dosen kita tidak akan dapat nilai baik, Karyawan Perusahaan takut Bosnya untuk melawan kebijakan yang memang itu sesuai hati nurani bertolak-belakang mengapa? jawabanya karena takut tidak dapat gaji, ump yang tinggi, atau bahkan takut dipecat bahkan takut menjadi orang yang akan berjejer dengan mereka rakyat jelata, contoh lain Birokrat bawahan takut kepada penguasa karena takut di turunkan jabatan nonjob atau bahkan takut kehilangan gelar ASN-Nya serta membiarkan kemungkaran serta kezaliman meski itu berdampak pada sesama sausarannya, kawannya, lingkungannya, berdampak besar generasi penerus anak cucu atau bahkan akan membuat kehancuran yang tak terlihat tapi dapat dirasakan oleh hati nuraninya yang  paling dalam.

Harus kita pahami bersama bahwa tiga hal yang sudah Tuhan tentukan didunia ini Yakni Kematian, Rejeki dan Jodoh, lalu mengapa kita harus pada hal diatas? mengapa orang lebih takut kepada penguasa dibanding Tuhan dan bahkan Takut pada Dirinya bahwa sebagai ia seorang pemimpin bagi dirinya sendiri, bukankah penguasa berkuasa itu karena kekuasaan Tuhan yang mengangkat derajatnya karena
Mungkin kedekatanya dengan anggota/atau lapisan kecil masyarakat, rajin beribadah, banyak sedekah karena memiliki harta yang mempuni meski itu harta dari penyokongnya dari belakang layar sehingga ia menjadi penguasa bagi segelintir atau sekelompok orang yang itu harus benar-benar mewujudkan mimpi dan cita demi kemajuan bersama.

Mohon maaf mengapa penulis lebih mengambil kata penguasa menjadi acuan atau topik pembahasan kali ini karena memang selama ini kita tidak banyak menemukan pemimpin yang benar-benar menjadi harapan banyak orang, dan atau ia tidak paham betul tentang  bagaimanakah hakikat pemimpin yang sebenarnya, hari ini lebih banyak seorang pemimpin yang serakah, gegabah bahkan zolim katakanlah lebih banyak mengambil langkah mengambil atau memutuskan kebijakan yang itu secara sepihak dan jauh dengan cara yang dihasilkan melalui deinfrormasi persuasif dan bahkan jauh dari hasil musyawarah mufakat atau hanya diputuskan melalui orang-orang terdekat dan kepercayaannya saja yang itu tidak disadari mereka adalah penjilat panta penguasa karena takut kehilangan atau tidak dapat bagian dari kue kehidupan.

Berdasar pada uraian singkat diatas penulis mengajak dirinya sendiri dan kita semua  harus kembali merenung bahwa kepemimpinan, kekuasaan, jabatan, pangkat, harta, keluarga dan bahkan kita sendiri yang mungkin sedang terobsesi dengan kelibuhan yang kita miliki, saling mengingatkan semuanya pasti akan musnah, lalu mengapa kita selalu angkuh dengan apa yang kita miliki saat ini, mengapa kita terdiam saat melihat ketidakbenaran terjadi dilingkungan kita, ataukah kita memang tercipta sebagai penakut? jelas tidak sebab kita dilahirkan bukan untuk menjadi penakut dan atau kacung-kacung kekuasaan, sekelompok elit political, atau bahkan menjadi kacung diri sendiripun kita tidak mau, maksudnya kacung hawa napsu.

Dan oleh sebab itu bahwa suatu hal yang harus kita kobarkan dengan semangat juang yang besar yakni melawan kesewenang-wenangan, melawan pembodohan, melawan pengacungan, melawan kezaliman, serta melawan tirani kekuasaan yang semena-mena serta atokratis dan borjuisme, otoriterisme,  dan radikalisme akan paham kekuasaan yang melekat pada diri penguasa yang membuat kesewenang-wenangan serta penjoliman secara sistematis dan tersturuktur.

Bukankah lebih baik menumbangkan satu orang yang zalim dari pada membiarkan orang banyak apalagi kaum mustadafin (kaum tertindas terbodohi atau terzolimi dengan hal yang itu menjanjikan secara dinamis tapi tidak mencerdaskan secara jauh dari nilai-nilai universal atau demokratis, komprehenship, analitis serta berpihak pada kaum.

Itulah yang namanya diantara Pemimpin Yang Berkuasa atau Penguasa Yang Terpimpin

Sedikit pesan bagi pembaca :

"Manusia terlahir dalam keadaan fitrah (suci) dari peninadasan, kacungan, dan bersih dari yang namanya dosa manusia diciptakan karena ingin Allah menguji kita dengan memberi kehendak melakukan apapun didunia ini baik itu keburukan maupun atau kebaikan, Baik itu Kesalahan Ataupun Kebenaran, dan harus melawan perbuatan keji dan munkar serta menegakan keadilan, memperjuangkan keberpihakan pada kebenenaran (Hanif) dan serta bekerja , berbuat semata-mata demi mencapai yang namanya keselamatan dunia dan akhirat dan harus kembali  dalam keadaan jiwa  tenang kepada sang maha pencipta Allah SWT pemberi Ilmu dan Pengetahuan bagi setiap insan manusia sesuai dengan kadarnya."

Demikian apabila ada kata-kata yang salah atau menyinggung mohon dimaafkan, kebenaran itu datangnya dari Allah dan Kesalahan datanya dari diri saya sendiri, apabila Ada yang bisa diambil kebenarannya silahkan dan segala bentuk kesalahan atau ada yang nenyinggung ini hanyalah eksepresi atau persepsi dari penulis akan menantapkan jiwa literasi demi mengabadikan Ilmu yang sedikit ini dalam bentuk tulisan yang mungkin masih banyak kekurangan didalamnya.
(Selasa, 09 Mei 2017)

Billahutaufik Walhidayah
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Salam

By Santo Ali kader hijau hitam pohuwato
PERSPEKTIF : Segan Boleh, Jangan Takut Lawan Keserakahan Pemimpin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar