Minggu, 20 Agustus 2017

Bila Setia



PErnahkah malam bosan datang dan pergi,  Begitupulah siang

Mengapa waktu tak pernah berpihak pada siapa yang tak pantas, yang seakan teranggap tak tahu apa-apa

Saat Untuk mengharap mutiara yang hadir lantas kacang kulit petani garapan

MEmang kadang saat makan pisang butuh kacang, apalagi pisangnya enak nan suka dicampur kacang-kacangan

NGArap bisa ketemu arjuna disiang hari, pantas yang datang pangeran kodok

Niat malam, ketemu malaikat, pantas yang datang jin yang tertukar

NGingat kicauan burung mawar itu, hati ini terasa lega dan lagi semangat bahwa dia selalu setia menjadi kawanku

(SA)

Temanku...!!!


 
(Gambar CVG)

Temanku, kau sungguh baik nan lagi selalu gembira bersamaku

Temanku, kau mengapa bersembunyi dibalik hembusan napas ini

Temanku, mengapa kau selalu menjadi penenang ketika jiwa ini sedang gaduh

Temanku, kau mengapa bagaikan angin yang datang menyentuhku namun tak pernah kelihatan

Temanku, kau dimana, kau jahat temanku mengapa kau biarkan rapuh ini menghantuiku

Temanku, apa kamu dengar aku sedang berbicara denganmu lantas mengapa kau tak ada jawabnya juga

Temanku, kau cipta aku lantas kau matikan aku juga, sebenarnya apa maksudmu

Temanku, jangan kau datang saat diri sedang banyak keliru akan seluruh inginmu, karena itu inginku juga

Temanku, pahamilah aku, sadarkan aku bahwa kau selalu bersamaku disetiap aku melintasi waktu.

(SA)

Sudahlah Usah Bawa-bawa isu Radikalisme DiPohuwato



Dengan gencar-gencarnya ada sekelompok orang sok menjadi pahlawan anti Radikal yang datang ke pohuwato membawa-bawa isu radikalisme, ini bahaya karena ada indikasi dapat memecah belah kita dan saling mencurigai, padahal jelas bahwa dipohuwato tak ada ormas yang radikal.

Kalaupun melalukan pencegahan atau pembinaan bukan isu radikalisme yang dibawa-bawa, tapi bagaimana kita selalu bersama menjaga kebersamaan, saling toleransi dalam kebhinekaan antar suku, agama, ras dan budaya.

Sesuai apa yang kita ketahui bahwa masyarakat pohuwato selalu cinta damai, cinta persatuan dan selalu hidup rukun, kalaupun ada masalah yang hadir diselesaikan dengan cara seksama dan bagaimana melalui musyawarah mufakat setiap masalah bisa terselesaikan tanpa ada yang dirugikan dan bagaimana menanamkan kesadaran kewarganeraaan atau nasionalisme selalu dikobarkan dalam semangat perbedaan.

Jika lagi-lagi dan lagi isu radikalisme dibawa-bawa maka akan membuat kita saling mencurigai sesama masyarakat pohuwato, makannya secara pribadi saya beranggapan bahwa isu radikalisme sudahlah dibawa-bawa di pohuwato, sebab kita sama  dalam satu rasa, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa dan selalu menjujung tinggi impelementasi nilai kepancasilaan dan mencintai kebhinekaan untuk bagaimana menjaga daeah ini dari isu-isu yang hanya akan memecah belah kita, dan kita mulai bagaimana menjaga kebersamaan, melalu selalu belajar, memahami dan mendalami butir-butir pancasila dan komitmen  dan harga mati Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Secara estetika apabila kata radikalisme selalu diangkat dipermukaan bukan malah menjaga keutuhan malah akan mengundang perpecahan atau pikiran-pikiran negatif dimasyarakat dan dapat berefek negatif bagi perhimpunan, persatuan, kesatuan, kerukunan dan ikatan persaudaraan masyarakat bumi panua daerah paling barat di provinsi gorontalo ini.

STOP BAWA-BAWA ISU RADIKALISME KE  POHUWATO

KITA SATU YAKNI BERHIMPUN DITANAH LELUHUR POHUWATO YANG CINTA AKAN ADAT DAN BUDAYA.

Penulis Santo Ali ( Anggota HMI Cabang Pohuwato)

Ketahuilah...!!!


Ketahuilah bukan langit yang jauh darimu, dan bukan kau tak mampu menggapainya, kau tak mampu menggapainya karena kau selalu mengukur sesuatu dan masih ada jarak antara kau dan langit

Yakinilah langit itu dekat bahkan lebih dekat dari pelupuk matamu, maka lihatlah langit itu tak sekedar langit, sebab hanya ruang dan waktu yang membuat jarak itu, maka jangan pernah mengukur sesuatu karena sesuatu, dalamilah dengan penuh kesukaran hati pasti akan kau mampu menggapainya

Rendahkanlah dirimu niscaya kau tak jauh dari langit, dan langit itu tak jauh, langit akan selalu berada dibawahmu, bahkan selalu setia denganmu kapanpun kau ingin menggapainya kau bisa.

(SA)

Sabtu, 29 Juli 2017

Keadilan kau hidup atau mati?

(Keadilan kau hidup atau mati oleh Santo Ali)
Keadilan kau ada dimana adakah kamu didunia tempat bersandiwara ini
Keadilan kamu tahu bahwa masih ada yang tersiksa karenamu karena tak memiliki materi
Keadilan dimanakah kebenaran hari ini kau tegakan kau tunaikan lagi
Keadilan aku rindu olehmu, datang dan memberikan ajab bagi mereka para pengingkar janji

Keadilan kau tahu ngga masih banyak orang ingkar karena tak mengamalkanmu
Keadilan sampaikan pada Tuhanmu bahwa kami ingin dia hadir untukmu
Keadilan jangan hanya diam, bicaralah dan katakan kau adalah yang kami inginmu

Keadilan mengapa kau hanya datang pada orang-orang yang memiliki kelebihan
Keadilan apakah kami bukan manusia yang membutuhkan kepastian
Keadilan jadikan, kau datang pada orang-orang yang mengalami kezaliman
Keadilan, apakah kau dengar, siapa yang selalu kamu dipermainkan

Keadilan, kau tahu apa yang benar dan salah
Keadan, Maka tegakan mana yang khaliq dan zolim
Keadilan, hadirlah bukan saja pada Tuhan, namun pada hakim-hakim
Keadilan, masuklah dalam tubuh para pemangku kepentingan di negeri ini

Keadilan kami rindu akan engkau….!!
(2017/07/28)

Mirisku

(Mirisku oleh Santo Ali)
Kupejamkan mataku saat merinduimu
Ku ikhlaskan rasaku demi mengertimu
Ku pasrahkan inginku saat tak lagi denganmu

Namun semua tiada lagi bersemi karenamu
Karena semua telah berubah rasamu yang dulu
Kini aku baru tahu bahwa hanya mimpi bagiku
Kau bukan lagi diri yang saat itu menginginkanku

Dirimu kini tak bersama dengan dia yang kau suka
Aku bukan lagi siapa-siapa melainkan sahabat biasa
Aku hanyalah teman yang tak akan kemana
Teman yang kau inginkan biasa dan apa adanya

Kebahagiaan yang dulu kini telah berubah menjadi duka
Dukaku yang dulu kini datang kembali menerpa
Suka yang kemarin, kini hanya luka yang tiada akan dilupa
Ku melupakanmu bukan karena ikhlas, tapi tersiksa
Rasamu, rasaku hanya cerita mimpi belaka

Ketabahan itu adalah aku, yang mendiamkannya
Biarlah, asal dirimu tak sedih dan selalu bahagia
Rasa itu akan dikubur bersama luka yang lama
Kini aku tahu, bahwa dimana kau bahagia disitu pula aku bahagia

Tetaplah jadi dirimu yang apa adanya
Jangan lupa jaga imanmu agar Tuhan tidak murka
Jagalah sikapmu agar kau selamat bahagia
Diriku bahagia ketika melihatmu bersamanya
Bahagia, setia, erat dan lagi selalu bersama

(2017/07/28)

Kamis, 27 Juli 2017

Santo Ali : Mari Kabarkan Pada Mereka Menangkal Radikalisme Mulai Diri Sendiri


Pohuwato-WAM : Sebagaian kalangan masyarakat bertanya-tanya sebenarnya ada apa dengan radikalisme oleh itu beberapa hal yang
Ustadz Dr Ali Musri Semjan Putra, MA dalam artikelnya  berpendapat bahwa Banyak hal yang melatar belakangi penulisan topik ini, diantaranya adalah:
  1. Semakin maraknya tindakan radikal di tengah-tengah masyarakat, yang perlu mendapatkan perhatian serius dari semua kalangan, baik dari kalangan tokoh masyarakat, pemerintah dan secara khusus para tokoh agama.

    2. Terdapat kesalahpahaman di tengah sebagian masyarakat dalam menyikapi tindakan radikalisme, dimana mereka berasumsi bahwa tindakan radikal hanya dilakukan oleh orang yang fanatik dalam beragama.

    3. Terdapat sebagian pihak yang memanfaat isu radikalisme untuk menghambat laju perjalanan dakwah sunnah di bumi nusantra ini. Dan menyebarkan informasi yang menyesatkan di media masa bahwa radikalisme disebabkan oleh kepanatikan terhadap ajaran Islam.

Apasih Radikalisme itu? Radikalisme adalah salah satu paham yang sangat berbahaya olehya itu saya mengajak seluruh elemen pemuda, mahasiswa, dan masyarakat untuk menangkal radikalisme dimulai dari sendiri




Radikalisme (dari bahasa Latin radix yang berarti “akar”) adalah istilah yang digunakan pada akhir abad ke-18 untuk pendukung Gerakan Radikal. Dalam sejarah, gerakan yang dimulai di Britania Raya ini meminta reformasi sistem pemilihan secara radikal. Gerakan ini awalnya menyatakan dirinya sebagai partai kiri jauh yang menentang partai kanan jauh. Begitu “radikalisme” historis mulai terserap dalam perkembangan liberalisme politik, pada abad ke-19 makna istilah radikal di Britania Raya dan Eropa daratan berubah menjadi ideologi liberal yang progresif

Maka sudah menjadi kewajiban warga negara yang hidup dalam perbedaan ras, agama, bahasa, dan suku dalam semboyan bhineka tunggal ika, berkewajiban melawan radikalisme dari diri sendiri sebab sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.ar-Ra’d:11)




“Mari kita  semua masyarakat khususnya mahasiswa sebagai penerus generasi umat dan bangsa agar kembali kejalan yang benar, dan banyak bertanya kepada ahlinya baik itu mengenai agama islam kepada para ulama, dan paham-paham lainnya kepada yang lebih ahli dalam bidang itu, apalagi berbicara tentang sebuah idelogi, keterlibatan lita sebagai mahasiswa dan pemuda adalah keharusan sebab siapa lagi kalau bukan kita pemuda memulai menangkal radikalisme dari diri sendiri. SA (27/07/2017)

Penulis (Santo Ali (Kader HMI Cabang Pohuwato)



Minggu, 16 Juli 2017

Mengapa Harus Gabung Dengan Himpunan Mahasiswa Islam?


Mengapa Harus Gabung Dengan Himpunan Mahasiswa Islam?

Relonsiliasi Perlukah? Bagi HMI Cabang Pohuwato.


Aku, Kita, dan Kalian Satu Cita, Untuk Umat dan Bangsa

(HMI Cabang Pohuwato Rekonsiliasi)

Dasar Persepsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa Rekonsiliasi memiliki arti merupakan perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan dam juga penetapan pos-pos yang diperlukan untuk mencocokkan saldo masing-masing dari dua akun atau lebih yang mempunyai hubungan satu dengan lain serta ikhtisar yang memuat rincian perbedaan antara dua akun atau lebih

Upaya untuk sama-sama kita merefleksikan kembali bagaimana para pejuang wadah ini hinggga bisa terbentuk dan kini kita para generasi untuk bagaimana melanjutkan perjuangan tersebut dengan selalu menjaga, merawat dan menghidupkan organisasi ini dengan kesadaran memiliki dan tanpa paksaan serta bagaimana bisa kita untuk benar-benar bergerak suci untuk pengabdian dan menjadi penerus tongkat estapet perjuangan yang progres lagi solid.

Melawan Ego

Berangkat dari kesadaran bahwa bergerak sendiri itu sangatlah sulit, apalagi untuk bagaimana bisa menciptakan perubahan yang lebih baik, maka harus kita sadari persatuanlah yang akan membuat kita utuh dan bisa besar secara bersama dan mampu mewujudkan cita-cita.

Ketika kita semua telah menjadi sibuk dengan kepentingan pribadi dan mengesampingkan apa yang menjadi amanah dan telah kita sumpah ikrarkan pada sebelum kita menginjakan kaki atau masuk dalam wadah yang sangat kita agung-agungkan secara berjamaah

Bukan hanya ketika ada kepentingan kita lagi-lagi bersatu, segera dan mari eratkan kembali tali persaudaraan dan kekeluargaan kita dalam sebuah wadah yang dinamakan himpuna ini, sudah lama memang kita dijenuhkan oleh masalah,masalah, masalah lagi masalah yang sering kita perdebatka namun kita tidak lagi-lagi mengintropeksi siapa yang membuat masalah ini tidak pernah selesai atau ada solusinya

Menuju Rekonsiliasi Utuh

Kita hanya membutuhkan the figur untuk bagaimana bisa membawa kita  kepada perhimpuna dan perjuangan secara bersama-sama, yang mampu menjalankan garis-garis besar apa yang menjadi aturan wadah ini, bukan untuk bagaimana bisa menggugurkan kewajiban saja tapi bagaimana bisa mengembangkan wadah ini secara sungguh-sungguh, dan rela berkorban apapum demi menjaga, merawat dan membesarkan wadah ini kearah progresif yang dinamis mengarah pada kemajuan secara utuh dalam bentuk kelembagaan bukan personal

Sebagaimana Allah SWT telah berpesan pada kita manusia yang artinya "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang  yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

Menangggih Ikrar

Maka mari bersama kita merenung bersama bukan bertanya sudah seberapa besar yang wadah berikan kepada kita namun sudah berapa yang kita berika untuk wadah ini, jangan sampai wadah ini akan rusak ditangan generasi kita dan yang menjadi korban adalah generasi kita kedepan yang entah apa yang akan terjadi.

Solusinya adalah kembali mari rapatkan barisan, satukan tekad, satukan tujuan untuk sebuah kebersamaan dan kemajuan wadah ini secara bersama dan mampu melahirkan pemimpin yang benar-benar paham yang menjadi amanah dan tupoksinya bukan untuk mencari hidup diwadah ini namun bagaimana bisa menghidupkan wadah ini.

Mana yang katanya kita berteman lebih dari saudara, mana yang katanya kita bersaudara lebih dan keluarga, mana katanya kita sebagai kader umat dan bangsa, mana kita sebagai insan yang katanya beriman, berilmu dan beramal dengan bagaimana menjaga independensi dan harga mati bagi mencapai mision secara bersama bersatu dalam yang namanya Himpunan.

Penutup

Semoga dalam perhelatan KONFERCAB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pohuwato, tidak hanya melahirkan pemimpin seremonial saja namun bagaimana bisa melahirkan figur yang bisa menjadi menjadi panutan, contoh dan bisa menjadi icon organisasi yang memegang teguh konstitusi, paham nilai-nilai dasar perjuangan dan mampu menjalankan mision HMI dalam kehidupan sosial masyarakat yang adil makmur diridhoi Allah SWT. 
Salam......!! HmI Cabang Pohuwato Rekonsiliasi....~

#Save_KonfercabHMICabangPohuwato
#Save_HMICabangPohuwato
#HMI_Rumah_KitaBersama

Penulis : Santo Ali (Kader HMI Cabang Pohuwato)

Jumat, 23 Juni 2017

Idul Fitri 1438 H : Refleksikan Kelemah Lembutan dan Saling Memaafkan Antar Sesama



Dipersembahkan oleh Santo Ali


Literasi_IDUL FITRI 1438 H: Kehidupan Manusia pada hakikatnya adalah semata-mata berharap rahmat, hidayah serta taufik dan Hidayah dari Allah Subhanahu Wata'ala, dimana bahwa sebulan penuh kita menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan dengan harapan agar amal ibadag kita pada bulan suci diterima oleh Allah SWT, dan tak lama lagi kita akan menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri dimana kita dianjurkan untuk saling lemah lembut  antar sesama umat manusia, serta saling memaaf-maafan kepada umat manusia agar kita benar-benar kembali pada apa yang menjadi harapan kita semua dimana Allah SWT berfirman yang artinya :

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah, kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. "
(Qs. Ali Imran/3:159)

Maka sudah sepatutnya kita sebagai manusia biasa harus banyak bersyukur dan dimana segala sesuatu yang terjadi pada kehidupan kita hari ini, esok, lusa bahkan masa depan kita serahkan sepenuhnya atas kehendak Allah SWT dengan tidak selalu diam ditempat dan diyakinkan dengan Ikhtiar dan tetap berusaha berbuat walau itu kecil dan bermanfaat besar bagi orang banyak.

Mengutip dalam artikel salah seorang penulis yang bernama Aang Asy'ari, Lc yang merupakan peminat kajian keislaman, khususnya Literature Islam klasik
Mengatakan dalam literaturnya bahwa Bagi muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh, yaitu ridha dan magfirahNya, sebagai ganjaran atas amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali akan dikabulkan.

Pertanyaannya, kira-kira puasa kita diterima apa tidak? Atau yang kita lakukan ini hanya ritual-simbolik, sebatas menahan lapar dan haus, seperti yang pernah disinyalir Nabi Muhamad Saw? Jawabnya, Allahu ‘alam, kita tak tahu sejatinya. Tapi menurut para ulama, ada beberapa indikasi, seseorang dianggap berhasil dalam menjalankan ibadah puasa: ketika kualitas kesalehan individu dan sosialnya meningkat. Ketika jiwanya makin dipenuhi hawa keimanan. Ketika hatinya sanggup berempati dan peka atas penderitaan dan musibah saudaranya di ujung sana. Artinya penghayatan mendalam atas Ramadhan akan membawa efek fantastik, individu, maupun sosial.

Penghayatan dan pengamalan yang baik terhadap bulan ini akan mendorong kita untuk kembali kepada fitrah sejati sebagai makhluk sosial, yang selain punya hak, juga punya kewajiban, individu dan sosial. Sudahkan kita merasakannya? Itulah rahasia kenapa selamat hari raya Idul Fitri seringkali diakhiri dengan ucapan Minal ‘Âidîn wal Faizîn (Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat). Selain sebagai doa dan harapan, ucapan ini juga bak pengingat, bahwa puncak prestasi tertinggi bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa paripurna, lahir dan bathin, adalah kembali kepada fitrahnya (suci tanpa dosa).

Aang Asy'ari, juga menguraikan bahwa
Makna Idul Fitri Sejak Idul Fitri resmi jadi hari raya nasional umat Islam, tepatnya pada tahun II H. kita disunahkan untuk merayakannya sebagai ungkapan syukur atas kemenangan jihad akbar melawan nafsu duniawi selama Ramadhan. Tapi Islam tak menghendaki perayaan simbolik, bermewah-mewah. Apalagi sambil memaksakan diri. Islam menganjurkan perayaan ini dengan kontemplasi dan tafakur tentang perbuatan kita selama ini.

Syeikh Abdul Qadir al-Jailany dalam al-Gunyah-nya berpendapat, merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt. Momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan paradoks, betapa disaat kita berbahagia ini, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih banyak menangis menahan lapar. 

Yakin Usaha Sampai
Bersyukurlah kita! Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H. Mohon maaf lahir dan bathin.

(Dikembangkan dari tulisan Aang Asy'ari, Lc)


Sabtu, 10 Juni 2017

Engkau Tahu, Aku Kamu Tahu

Hei, kau adalah orang yang bukan untuk kali ini dan kesekian kalinya menyangkal pada rasamu yang kini menjadi polemik nurani romantika pada diriku yang dirudung tingginya penantian

Penantian ini pasti suatu saat nanti akan hilang dari permukaan rasaku yang telah kau lempari dengan batu asamara yang kian hanya memberi luka pada rasa bathinku yang kian merasa tersiksa

Bathin dan perasaan ini tak bisa kupaksakan untuk melupakan kau yang oleh kamu telah membuka ribuan lembaran pengharapan namun tak terisi oleh dirimu pada lembaran itu hanya selembar


Keindahan akan dulu saat kau sedang bercumbu dengannya dalam kecakapan bahasamu yang penuh dengan pengharapan itu, dan kini hancur leburlah segalanya akibat ulah perasaanmu yang tak sebisa mungkin menjadikanku orang nyaman buatmu

Mungkin, aku bukan dia yang kau rindukam, namun aku tahu kau rindu akan diriku namun kau malu karena telah mencampakan diriku yang oleh rasa kasih yang tidak terbalaskan.8

Rabu, 24 Mei 2017

Marhaban Ya Ramadhan : Ramadhan Jadikan Bulan Intropeksi Pembangunan oleh Santo Ali




"Ramadhan Jadikan Bulan Intropeksi Pembangunan" oleh Santo Ali (Kandidat Ketua Umum HMI Cabang Pohuwato Periode 2017-2018)
“Mereka telah mengganti-ganti (ajaranmu) sepeninggalmu” maka kataku: “Menjauhlah sana… menjauhlah sana (kalau begitu)”
[Shahih. HR. Ibnu Majah].

Sebelum bulan suci Ramadhan datang kita diri saya sendiri dan kami menitipkan jadikan Bulan Suci Ramadhan sebagai Intropeksi pada sebuah pembangunan yang di laksanakan selama ini oleh pemerintah

Ramadhan bukan saja untuk mengejar yang namanya pahala "Investasi Akhirat" tapi bagaimana ia menjadi cerminan bagi kehidupan manusia, bahwa ketika para pengambil kebijakan itu bersenang-senang di bawah penderitaaan dan kebodohan kaum tertindas, maka di Bulan Ramadhan nantinya agar bisa kembali kejalan yang lurus , jalan yang di rahmati dan diberkati oleh Allah SWT.

Ramadhan menjadi intropksi pembelajaran buat kita bahwa masih banyak orang yang susah di atas susahnya kita, ada mereka yang sampai mengorbankan nyawanya hanya demi dan untuk mencari sesuap nasi dan menghidupi keluarganya, namun lagi-lagi para pengambil kebijakan hanya mampu berbuat apa yang semaunya, bukan apa yang di inginkan oleh rakyatnya.

Ada yang bekerja dengan cara mencuri suar orang lain, Ada yang lupa dia membuat kebijakan yang hanya menguntungkan segelintir orang, ada pula kebijakan yang di buat hanya untuk kepentingan inpestasi politiknya dalam keadaan sehat akan tetapi di dalamnya banyak virus dan penyakit di dalamnya yang berusaha menjalar kepada kekuasaannya dan hanya akan menjadi malapetaka baginya

Harapan tertulis dan Keinginan dalam hati apapun namanya mari kita jadikan Ramadhan sebagai manifestasi dari gambaran kehiduoan kita senagai makhluk yang berTuhan dan dalam kehidupan masyarakat sosial

Mari berkaca dan mengintropeksi begitupulah penulis apabila ada kata yang menyinggung itu bukan kesengajaan akan tetapi refleksi dari empirisme mengamati selama ini kehidupan yang ada di masyarakat dan banyak hal yang masih perlu di selesaikan bukan untuk di diamkan bersama

Berbagai cara dapat kita coba agar kita dapat melakukan introspeksi diri. Namun sebelum melakukan introspeksi diri, tentunya kita harus pahami dan merarasakan terlebih dahulu sepenuhnya berdasarkan segala apa yang sudah pernah kita jalani selama ini, yang tentunya terdapat perbedaan bagi setiap individu. yang pada akhirnya, Insya Allah kita dapat melakukannya

Sebagaiman harapan akan menjadi cita bersama terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah Subhanahu Wata'ala sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar pasal 4 Tujuan. Himpunan Mahasiswa (HMI)

Sebagaimana pula Nurcholis Majid (CAK NUR) mengatakan Jika kita menghendaki kebahagiaan dunia akhirat, kita harus beriman dan berilmu sekaligus, yang keduanya mewarnai perbuatan kita. (kata bijak Cak Nur)

Jika ada yang salah atau keliru dalam tulisan ini mohon di maafkan, kebenaran itu datangnya dari Allah dan kesalahan datangnya dari diri saya sendiri.

Sebagaimana pula bahwa Nurcholis Majid pernah mengatakan "Banyak orang, jika ditilik dari tingkah lakunya sehari-hari, seolah-olah ia beranggapan bahwa hidup ini akan berlangsung terus, tanpa akhir" (kata bijak caknur )
The End...

#MarhabanYaRamadhan
#GreenBlackBumiPanua

Minggu, 21 Mei 2017

Suara Hatinya Yang di Rindukan

Di gemerlap malam ini betapa dinginya saat hujanpun turun di atas tanah ini, disaat aku terlalu berharap akan kamu yang kian tak ada lagi suaramu itu menyapaku


Di saat gelapnya malam ini tiba  saat aku butuh cahaya akan seorang penerang hati dan bathin ini kau tak pernah muncul lagi memberikan sapaan dan senyuman itu

Suaranya yang begitu merdu dan senyumannya itu yang dikala itu memberikan sinyal akan sebuah pengharapan kini telah lenyap bersama dengan sandiwara kini


Ketika rasa tak lagi menyentuh qalbunya disitulah aku bingung akan sebuah realita akan perasaan yang kian pasti mau di bawah kemana ujungnya


Sepucuk harapan yang ada kini tak lagi menjadi pengobat dilema akan rasa kasih dan sayang yang di rindukan

Suara hati yang tak lagi memberika respon akan sebuah rasa, kebingunganpun kian datang menghampiri akan jiwa yang butuh orang yang mengasihi dengan sepenuh hati


Bukan yang lebih yang di inginkan, tapi akan pengertian dan kehadirannya yang aku impikan, tak ada yang mampu menggantikannya didalam lubuk hati ini yang kian lagi tiada bernyali karenanya.